August 11, 2013

Pembenihan Ikan Baronang

0 komentar
ikan baronang

Selama ini benih ikan baronang yang digunakan untuk budidaya sebagian besar masih dari hasil tangkapan di laut. Kendala dalam usaha untuk memijahkan sendiri benih ikan baronang adalah belum adanya pilot project atau budidadaya percontohan pemijahan ikan baronang. Melalui Direktorat Bina Pembenihan, Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian disosialisasikanlah mengenai teknik pembenihan ikan baronang, dengan harapan agar para nelayan dapat membudidayakan ikan baronang dengan pengadaan benih dari budidaya sendiri juga. Istilahnya usaha budidaya dengan mengambil keuntungan dari hulu sampai hilir.

Bahan
  • Induk ikan jantan dan betina perbandingannya 1 : 1.
  • Bak pemijahan.
  • Bak penetasan.
  • Bak pemeliharaan larva.
  • Seleksi Induk


Induk yang matang telur hasil pembesaran dalam kurungan apung dipindahkan ke dalam bak-bak pemijahan dengan volume air sekitar 3 m3 .

Metoda Pemijahan
Metoda yang digunakan dalam pemijahan ada tiga macam, yakni pemijahan alami, pemijahan dengan stripping, dan pemijahan dengan rangsangan hormon.

1. Pemijahan alami
Induk ikan baronang umumnya memijah pada bulan gelap, waktu memijah sekitar petang menjelang malam atau dinihari menjelang subuh. Ikan baronang memijah umumnya pada bulan Pebruari s/d September.

2. Pemijahan dengan stripping
Stripping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.

a. Cara basah
Sel telur dan sperma hasil stripping dicampur dalam air laut yang telah disterilisasi dan dibiarkan selama + 10 menit, kemudian dicuci dan dipindahkan ke dalam bak penetasan.

b. Cara kering
Sel telur hasil stripping dari induk betina dicampur dengan sperma jantan, pencampuran dilakukan dengan bulu ayam/bulu bebek, kemudian dibiarkan selama + 10 menit. Setelah itu dicuci dengan air laut yang telah disaring dan disterilisasi, baru telur dipindahkan ke bak penetasan.

Gambar 1. Pemijahan
pembenihan ikan baronang

Keterangan Gambar
A. Pengambilan Sperma
B. Pengambilan telur dengan cara stripping
C. Pencampuran sperma dan telur
D. Diaduk dengan bulu ayam/bebek
E. Pencucian telur
F. Pencucian dengan air mengalir dalam plankton net.

3. Pemijahan dengan hormon
Induk ikan yang sudah matang telur dirangsang untuk memijah dengan suntikan hormon gonadotropin. Induk betina disuntik dengan 500 MU dan induk jantan disuntik dengan 250 MU (mouse unit). Biasanya setelah 6 -8 jam ikan akan memijah.

Penetasan Telur

a. Persiapan
Bak penetasan disiapkan dengan dibersihkan menggunakan bahan kimia chlorin dengan dosis 200 ppm. Kualitas air seperti oksigen, pH, salintas, suhu, kecerahan, kandungan gas dan logam berat harus dijaga agar tidak melebihi batas ambangnya.

b. Penetasan
Telur yang dibuahi akan menetas dalam waktu 22 – 24 jam pada suhu air 26 – 28 0 C. Telur yang tidak dibuahi akan tenggelam ke dasar bak.

Pemeliharaan Larva
Larva yang dirawat dengan seksama terutama sesudah kuning telurnya habis. Pada tahap ini larva diberi pakan hidup alami berupa chlorella sp, rotifera dan daging ikan yang dicincang.

Dari beberapa macam jenis jasad pakan tersebut tidak diberikan secara bersamaan melainkan disusun menurut jadwal yang tertentu sesuai dengan perkembangan larva.
o Hari ke- 0 sd 10 , jenis pakan adalah Larva bivalvia
o Hari ke- 0 sd 30 , jenis pakan adalah Rotifera
o Hari ke- 5 sd 35 , jenis pakan adalah Nauplii artemia
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Copepoda (Tigropus sp)
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Daging cincang
o Hari ke-40 , jenis pakan adalah Daging/udang/ikan

Pengelolaan Kualitas Air

Air laut untuk pemeliharaan larva adalah air laut yang sudah mengalami beberapa saringan, pertama melalui saringan pasir kemudian saringan millipore yang berdiameter 10 dan 15 mikron. Pembersihan tangki harus dilakukan secara periodik dengan menggunakan siphon (pipa plastik), larva telah berumur antara 7 – 20 hari, dasar tangki harus dibersihkan setiap 2 hari sekali, bila larva berumur di atas 21 hari pembersihan dasar tangki dilakukan setiap hari.

Sumber
Booklet Jenis-Jenis Komoditi Laut Ekonomis Penting Pada Usaha Pembenihan, Direktorat Bina Pembenihan, Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta, 1996



Artikel Terkait :



Leave a Reply