April 05, 2012

Budidaya Belut Dalam Drum

2 komentar
budidaya belut di dalam drum

Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di sektor perikanan, pemanfaatan lahan yang tidak luas dapat digunakan dalam aneka budidaya perikanan.

Usaha perikanan yang dapat dilakukan dilahan sempit adalah Budidaya belut. Mengapa kita dapat membudidayakan belut dilahan sempit , karena kita akan menggunakan media drum atau tong dari besi atau plastik.

A. SEKILAS TENTANG BELUT

Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular memiliki bentuk tubuh memanjang, tidak bersirip dan tidak bersisik, serta memiliki lapisan lendir di sekujur tubuhnya yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diberikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).

Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tubuh licin berlendir, tidak bersisik, dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik, bermata kecil.

Ukuran tubuh belut bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah Monopterus albus sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).

Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur (tempat persembunyian). Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil dan juga ada yang bersifat kanibalisme.

Spesies belut mempunyai nilai pemakan yang tinggi. Khasiatnya dikatakan setanding dengan ikan tengiri dan selar, mengandungi 18.6 % protein dan 15 % lemak. Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D dan zat besi. Tidak heranlah banyak yang percaya belut boleh membantu mengubati penyakit seperti sakit pinggang, lelah, darah tinggi, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan. Spesies ikan ini jika dikonsumsi secara rutin miniman 100 gram/hari dikatakan boleh menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis.


B. PERLENGKAPAN

  • Tong/drum, disarankan dari bahan plastik, supaya tidak berkarat.
  • Paralon.
  • Kawat kasa.
  • Tandon penampungan air.
  • Ember, serok, cangkul, baskom, jerigen dll.

C. PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA

Sebelum memulai budidaya belut dalam drum/tong, dibutuhkan media pemeliharaan sebagai tempat belut berkembang biak, media pemeliharaan ini sangat penting mengingat keberhasilan budidaya yang kita lakukan sangat bergantung pada media pemeliharaan ini. Untuk media pembesaran hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Drum

drum yang digunakan sebaiknya tidak bocor dan berkarat, jika menggunakan drum/tong dari besi yang berkarat sebaiknya dibersihkan dahulu dari karat dan lakukan pengecatan ulang dan diamkan sampai kering dan tidak berbau cat lagi.

Cara merakit Drum/tong :
  • Letakkan tong pada posisi mendatar, agar media menjadi lebih luas.
  • Buka bagian tengah drum/tong, sisakan 5 cm pada sisi kanan dan kiri.
  • Pasanglah tumpuan/ganjal supaya drum/tong tidak menggelinding, atau bergerak.
  • Buat saluran pembuangan dibawah drum, letaknya dapat disesuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.
  • Buat peneduh, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan terkena langsung ke permukaan drum/tong, bahan bisa dibuat dengan memasang shading net/waring atau bisa juga dengan bahan yang murah dan mudah didapat lainnya.

2. Media Tanah

Tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang tidak berpasir, tidak terlalu liat serta masih memiliki kandungan hara, disarankan untuk menggunakan media tanah dari sawah, atau dapat pula menggunakan media tanah bekas pemeliharaan ikan lele. Untuk melakukan pematangan media tanah tahapan yang dilakukan yaitu :

  • Masukkan tanah kedalam drum/tong hingga ketinggian 30–40 cm.
  • Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.
  • Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.
  • Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah lembut dan gembur.

3. Media Instan Bokashi

Media instan ini dibuat diluar drum/tong yang merupakan campuran bahan utama dan bahan campuran. Penggunaan 100 kg bahan akan menghasilkan 90 kg media instan bokashi. Setiap drum/tong ukuran 200 liter dibutuhkan 45 kg bokashi.

Bahan utama terdiri atas :
  • Jerami Padi (40%).
  • Pupuk Kandang (30%).
  • Bekatul/dedak (20%).
  • Potongan batang pisang (10%).

Bahan campuran terdiri atas :
  • EM4.
  • Air sumur.
  • Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan (molases.

Cara membuat Media Instan Bokashi :

  • Cacah jerami dan potongan batang pisang kemudian keringkan. Tanda bahan sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
  • Campuran cacahan bahan diatas dengan bahan pokok lain dan aduk hingga merata.
  • Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah.
  • Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4–7 hari. Bolak balik campuran agar tidak membusuk.

4. Mencampur Media point 1 dan 2

  • Masukkan media instan kedalam tong dan aduk hingga merata.
  • Massukkan air kedalam drum/tong hingga ketinngian 5 cm dan diamkan hingga terdapat plankton dan cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung drum/tong tidak perlu ditutup.
  • Keluarkan air dari drum/ tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama.
  • Massukkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak ¾ bagian dan ikan ikan kecil.
  • Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama 2 hari.

Yang perlu diperhatikan ketinggian seluruh media , kecuali tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.

5. Memasukkan bibit belut

Setelah semua media budidaya tersebut siap tahapan selanjutnya menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg dengan jumlah bibit sebesar 80–100 ekor per kg.

D. PEMELIHARAAN

Pemeliharaan atau perawatan belut didalam tong drum/tong relatif lebih mudah karena pemantauan budidaya relatif kecil, namun demikian perawatan tetap harus diperhatikan, antara lain:

1. Pemberian Pakan

Tidak ada aturan baku volume pemberian pakan, namun sebaiknya pakan diberikan 5% dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang sebaiknya diberikan yaiyu cacing, kecebong, ikan ikan kecil , dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke 3 setelah bibit ditebar dalam drum/ tong. Pemberian pakandilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut dialam yang makan disore/malam hari.

2. Pengaturan Air.

Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan cara mengalirkan air bersih kedalam drum/tong, sebaiknya air yang masuk berupa percikan air untuk melakukan ini digunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sedangkan untuk saluran pembuangan dengan membuat lubang pada drum /tong dengan ketinggian 8 cm dari genangan air di media. Selain sebagai pengatur pembuangan sisa kotoran percikan air ini juga berfungsi sebagai penambah oksigen.

3. Perawatan Tanaman Air.

Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan.

4. Pemberian EM4.

EM4 berfungsi sebagai penetralisir sisa sisa pakan, selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan2-3 kali sehari dengan dosis ½ sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air.

5. Perawatan Sekitar Lokasi.

Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam.

E. PEMANENAN

Pemanenan dilakukan setelah 3–4 bulan budidaya dilakukan atau sesuai dengan keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar . Pemanenan untuk media drum/tong tentunya lebih mudah, dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.

Untuk menunjang bududaya belut yang berkelanjutan sebaiknya juga dipersiapkan bagaiman suplai makanan yakni cacing , keong mas , bekicot dan lainnya. Selain itu juga diperhatikan bagaimana kelangsungan bibit setelah panen untuk budidaya berikutnya.

Untuk menekan biaya pemeliharaan sebaiknya pakan untuk belut dibudidayakan sendiri.

Sumber : http://www.docstoc.com, dengan beberapa pengeditan.



Artikel Terkait :



2 Responses so far

  1. Zulhabibi says:

    assalamualaikum mas, terimakasih atas panduan tentang budidaya belut yang mas posting di blog
    semoga bisa bermanfaat buat saya,
    dan saya ijin kopi untuk mempelajari lebih lanjut

  2. EM 4 apaan ya?
    dan nyarinya dimana ya??

    tolong infonya??

Leave a Reply